Homo Deus : Perburuan Penyihir, Perjanjian Modern dan Kue Pie Ajaib



Disurah Oleh : Farabi

Setelah dibacakan Farabi, kemudian Arinal mencoba surah “gara-gara sains, kita bisa hidup bersama. Revolusi sains pada masa awal abad pertengahan, mereka lahir pada lingkungan yang fanatik. Contohnya seperti kejadian kucing mencuri ikan nenek-nenek, kemudian si nenek melempar kucing hingga bonyok”. Lalu Muhyi menyambung pendapat Arinal “seharusnya di kawasan toleran lahirlah sains, kita sering menempatkan sains dengan sekuler. Seolah sains yang membakar perempuan tua yang dikira penyihir kucing”

Jika Anda bepergian ke Cairo, Anda akan menemukan agama Hindu, Islam, dan lain-lain hidup berdampingan dan sejahtera pada masa itu.




“pada saat itu di Cairo toleransinya kuat. Malahan di Paris dan di London, mereka menyingkirkan hal-hal yang berbeda dari mereka” sahut Muhyi. Mobilitas sains dan agama selalu saja menimbulkan pertikaian yang tak ada titik damai. 

Lalu dilanjut oleh Muhyi “sejarah modern menggambarkan sains dan agama selalu bertengkar, padahal tidak”. Dan pria bernama Firman berpendapat “sebenarnya sains dan agama itu berbeda dan kebenaran itu sama, hanya saja jalannya yang berliku”. Perkataan Firman di sahut Oleh Muhar “sains mengakui kebenaran itu jika itu menurutnya benar, begitu juga agama juga menganggap kebenarannya itu benar”. Arinal membalas “Newton yang sudah hidup enak pun tak memikirkan apa-apa lagi”. Lalu Ari mengatakan “orang yang berpikir liberal atas agama itu melihat adanya kolong di arah kiblat. Contohnya secara saintifik bulan itu tidak terbelah, bisa jadi dengan pendapat yang lain bulan itu ke depannya akan terbelah”. “di antara sains dan agama di awal abad modern, dikotomi itu sudah tak ada. Contohnya perhitungan arah kiblat, jika kita tidak tahu arah matahari, sains bisa menemukan kiblat tanpa melihat arah matahari” sahut Muhyi. Restu pun ikut berpendapat “ada hal yang dikesampingkan di mana teman membahas agama dan sains. Kita sentuh ke ranah budaya, contoh jawa itu mempercayai adanya Nyi Roro Kidul di mana ini dikaitkan dengan sains dan agama”. Bicara budaya, Indonesia memiliki senjata khas dalam pertempuran melawan Belanda itu karena senjata budaya dari Indonesia adalah bambu runcing, oleh karena itu, bisa menjadi jembatan bagi kita”.

Habibi mencoba surah apa yang dibacakan oleh Farabi “negara ingin kita mengakuinya, kita berkuasa atas apa yang kita punya. Contonya, kita memiliki motor dan orang lain tidak bisa mengambilnya, karena kita mempunyai kekuasaan yaitu surat”. Arinal merespon “hingga masa modern kita diberi makna hidup dan juga diberi batasan. Contoh drama legenda sebagai imbalan menyerahkan kekuasaan pada manusia, manusia modern menyakini segala bentuk perjanjian modern”. Muhyi berpendapat “Harari membandingkan pra-modern dan zaman sebelum itu”. Habibi kembali berpendapat “Harari tidak menyakini bahwa ini sangat bermakna”. Kemudian disahut oleh Sayuti “perjanjian modern dan ketergantungan seseorang semuanya tergantung pada kebutuhan”. Nazar juga berpendapat bahwa “masyarakat menaruh kekuasaan dan kekuasaan pula tergantung pada penguasa”. Pendapat itu dijawab oleh Faiz “mitos vampire yang berasal dari China yang gemar menghisap darah berbeda dengan banker yang kalau kita meminjam uang maka akan ada bunganya”.


Dulu sepotong kue yang dibelah-belah hanya sekedar untuk dibagikan. Namun sekarang tidak bisa lagi kecuali Anda harus memperbesar kue tersebut. Ari berpendapat “kue pie yang diproduksi sangat sedikit, maka orang-orang di China akan berontak, sedangkan untuk memperbesar produksi, warga yang ingin bekerja sangatlah banyak sehingga tidak dapat dipekerjakan semuanya. Orang yang fundamentalis percaya surga itu dan tahu cara mencapainya”


Posting Komentar

0 Komentar