dirakit oleh : Arinal
Boleh aku berbisik manis, di mana arah menuju
senja. Rintang sepi ranting patah perjuangan ini tak boleh pasrah. Maaf sayang
janganlah engkau berbayang kepayang. Pelan-pelan kita berujung batang.
Di sanalah kita menatap senja. Berbagi kisah duduk menatap masa lalu. Kini kita
di ujung pasti. Tersenyum lebar gigi-gigi tersusun rapi. Mata berkaca ingin
meraih bintang timur. Tapi aneh. Tangan ku makin menjauh saat harap di ujung
jari tengah. Ah aku terjatuh. Kau yang menjatuhkan. Tak bergelinding namun
dibanting. Di jatuhkan harapan perjalanan kita. Ku ingat memori kita. Janji
kita merdeka bersama. Kini ku menatap langit membiru. Menggelap menutup
bintang. Aku tak menangis. Hanya hujan mengikis pipiku. Bersama kodok berdoa
pada langit. Moga hujan memakmurkan bangsa.
0 Komentar