Mencari Ibu Di Jalan Raya

Dirakit oleh: Muhyi

Apakah di jalan ada hakekat ibu?
Lalu apa ibu dari hakekat?
Apakah harus ada trotoar di badan lelaki?
Tempat bakul dan grobak bersandar
Atau jalan bagi kaki runcing
Siapa yang bisa menangkap
Kehidupan di trotoar?

Warna kapur di pagar
Bau selokan yang anyir
Sampah dan debu
Seperti getah kayu
Lengket seperti karet
Ikut berputar di lingkar jari-jari
Roda-roda menyanyikan kebisingan
Pada saat yang sama semua diam
Pandangan lurus ke harapan
di jalanan ke jalanan
Siapa yang menyapa siapa?

Entahlah. Apakah jalan raya
memang tidak memiliki ibu
Untuk anak-anak berkasih sayang
Keringat mengalir sederas selokan
Baunya anyir dan lengket
Itu kulihat di depan gedung penumpuk buku
tempat seribu pemikir bergilir
berteduh dan bersejuk

Bangunan digadang semakin dijulang
Yang malang tidak berkurang
Malah tidak jarang harus hengkang
dari seng berkarat menuju larat
Dekat trotoar ada air mancur
yang mengucur membasuh nama hotel
Yang papa tetap kehausan
Estetika tiada fungsi
Kecuali untuk terus menciptakan
kecemburuan si papa pada si loba

untuk kesekian kalinya
saksikan ibu menari di jalan raya

Di dalam etalase toko berdiri patung manekin
Menggunakan celana dalam
celana panjang, baju, kacamata dan topi
Tepat di depannya berkeliaran
orang-orang yang malang
setengah telanjang

Apotek berjejer sebanyak
orang-orang diserbu panas dingin
di luar
Saksikan satpam, diam berdiri
Ada yang duduk merenung
Mungkin filsuf
Yang bakal datang
Petugas kebersihan yang agung
Kenapa tak memungut aku?
Dari trotoar aku lihat lelaki sedang mencuci kemaluannya dengan air selokan yang amis
Ada pula poster untuk perawatan daging
yang ditempel pada tiang listrik

Yogyakarta, 2019

Posting Komentar

0 Komentar